Selasa, 14 Juni 2016
A.
Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan salah
satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan
belajar mengajar. Menurut Asyhar (2012:7) media adalah berbagai komponen pada
lingkungan belajar yang membantu pembelajar untuk belajar. Dalam proses pembelajaran, alat
bantu atau media tidak hanya dapat memperlancar proses komunikasi akan tetapi
dapat merangsang siswa untuk merespons dengan cepat suatu pesan yang disampaikan.
Menurut Djamarah dan Zaini
(2006:120) dalam proses pembelajaran kehadiran media mempunyai arti yang cukup
penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan
dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang
akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media.
Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata- kata atau
kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikongkretkan dengan kehadiran
media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan dari pada tanpa
bantuan media.
Dalam pemilihan media pembelajaran
guru harus memperhatikan beberapa aspek seperti kesesuaian media dengan tujuan
pembelajaran, kesesuaian media dengan sasaran program pembelajaran (peserta
didik), tingkat kesulitan pemakaian media, ketersediaan media disekolah atau
dilingkungan, situasi dan kondisi saat penggunaan media serta keefektifan dan
efisiensi penggunaan media.
1.
Kategori
dasar dan format media
a)
Kategori dasar media
Pentingnya peran media dalam pembelajaran sangat membantu guru untuk menjadikan
proses pembelajaran menjadi efektif, karena itu guru perlu mengetahui berbagai
kategori media. Menurut Smaldino (2012) ada 6 kategori dasar media, yaitu :
1) Teks,
yakni karakter alfanumerik yang dapat ditampilkan dalam berbagai format,
seperti buku, poster, layar komputer, papan tulis dan lain-lain.
2) Audio,
yakni segala sesuatu yang dapat didengar, seperti suara orang, musik, suara
bising, dll.
3) Visual,
yakni segala sesuatu yang dapat kita lihat, misalnya diagram pada poster,
gambar, buku, dll.
4) Video,
yakni media yang menampilkan gerakan, misalnya rekaman video, animasi komputer,
DVD, dll.
5) Perekayasa,
yakni segala sesuatu yang bersifat tiga dimensi dan dapat disentuh, misalnya
benda-benda.
6) Manusia,
seperti guru, siswa, ahli bidang studi dll.
Dari semua kategori media ini, kita dapat memilih dan
menggunakan berbagai kategori media yang cocok dengan pembelajaran dan dapat
mendukung pencapaian tujuan pembelajaran secara
efektif dan efisien.
b)
Format media
Format media adalah bentuk fisik pesan yang akan
ditampilkan. Format media disesuaikan dengan jenis medianya, misalnya untuk
teks dan visual, dapat menggunakan format slide powerpoint, untuk suara dan
musik dapat menggunakan format Compact Disc (CD) atau DVD untuk
menampilkan video, sedangkan untuk
keterpaduan teks, audio dan video, dapat menggunakan format komputer
multimedia.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru
dalam memilih format media, yaitu jumlah
media dan teknologi yang tersedia, keragaman siswa, dan tujuan yang harus
dicapai, situasi/keadaan dimana pengajaran berlangsung (kelompok kecil atau
besar), variabel siswa, dan juga sifat tujuan yang ingin dicapai (kognitif,
afektif, psikomotor), serta kemapuan dalam menyajikan format media.
2.
Rangkaian
Kesatuan Konkret Abstrak
Pentingnya penggunaan media dan teknologi dalam
pembelajaran pada dasarnya adalah untuk membantu siswa belajar memahami pesan
pembelajaran yang dijalaninya. Pembelajaran akan berlangsung dari hal yang
memberikan pengalaman konkret sampai pengalaman abstrak. Hal ini seusai dengan
pendapat Edgar Dale (1969) melalui penemuannya Cone of Experience (Smaldino, 2008) yang menyarankan agar guru
dapat memeulai pembelajaran dengan memberikan pengalaman belajar yang aktual
kepada siswanya, barulah kemudian pindah ke siswa menjadi pengamat aktual,
siswa sebagai pengamat kejadian melalui perantara, dan akhirnya siswa dapat
mengamati simbol-simbol yang mewakili suatu kejadian.
Menurut Dale (Smaldino, 2008) siswa bisa
memanfaatkan kegiatan pembelajaran yang lebih abstrak untuk membentuk
sekumpulan pengalaman yang lebih konkret untuk memaknai representasi kenyataan yang lebih abstrak.
Hal ini sesuai dengan pendapat Jrome Bruner (1966) (dalam Smaldino 2008) siswa
melihat urutan material berdampak langsung pada kemampuan mereka menyelesaikan
tugas. Belajar akan lebih mudah jika pembelajaran mengikuti urutan dari
pengalaman konkret ke penyajian yang abstrak (simbolis). Dengan penggunaan
media yang baik, dapat membantu memperjelas berbagai konsep yang abstrak
menjadi lebih konkret.
3.
Fungsi
dan Manfaaat Media Pembelajaran
Begitu besarnya peran media dalam pembelajaran jelas memberikan manfaat
bagi pelaksanaan pembelajaran. Adapun peran dan fungsi media pembelajaran (Wina
Sanjaya, 2011 ) adalah :
a. Menangkap
suatu objek atau peristiwa –peristiwa tertentu
b. Memanipulasi
keadaan, peristiwa dan objek tertentu
c. Menambah
gairah dan motivasi belajar siswa
d. Media
pembelajaran memiliki nilai praktis
sebagai : mengatasi keterbatasan pengalaman siswa, mengatasi batas ruang
kelas, dan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dengan
lingkungan, menghasilkan keseragaman pengamatan, menanamkan konsep dasar yang
benar, nyata dan tepat, membangkitkan motivasi dan meransang siswa untuk
belajar dengan baik, membangkitkan keinginan dan minat baru, mengontrol
kecepatan belajar, meberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang
konkret sampi abstrak.
Selain berbagai fungsi diatas, Kemp dan Dayton
(1985)(dalam Wina Sanjaya 2011) juga mengungkapkan bahwa media memiliki
kontribusi penting dalam mendukung pembelajaran, diantaranya adalah :
a. Penyampaian
pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
b. Pembelajaran
dapat lebih menarik
c. Pembelajaran
menjadi lebih interaktif
d. Waktu
pelaksanaan pembelajaran dapat ditingkatkan
e. Proses
pembelajaran dapat berlangsung kapan dan dimana pun
f. Sikap
positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat
ditingkatkan.
g. Peran
guru berubah ke arah yang positif , guru tidak lagi menjadi sumber belajar
satu-satunya.
Dari berbagai fungsi tersebut dapt kita simpulkan,
bahwa fungsi dan manfaat media pembelajaran adalah sebenarnya adalah untuk menjadikan
pembelajaran lebih mudah di pahami oleh siswa, meningkatkan ketertarikan dan motivasi
siswa, membantu menjelaskan yang abstrak menjadi lebih konkret.
4.
Prinsip
Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran
Prinsip-prinsip
dalam pemilihan media Untuk
dapat memilih media pembelajaran yang akan digunakan guru dalam mendukung roses
pembelajaran, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu :
1) Pemilihan
media berdasarkan / haruslah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai, baik itu tujuan kognitif, afektif dan psikomotor.
1) Pemilihan
media haruslah berdasarkan konsep yang jelas, bukan atas kesenangan guru,
melainkan menjadi bagian integral dalam pembelajaran.
2) Pemilihan
media hendaklah disesuaikan dengan karakteristik siswa
3) Pemilihan
media hendaknya disesuaikan dengan gaya belajar siswa dan kemampuan guru
4) Pemilihan
media haruslah sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas dan waktu yang
tersedia untuk kebutuhan pembelajaran
Selain prinsip tersebut, ada beberapa hal lain yang dapat menjadi
pertimbangan dalam memilih media, yang dikenal dengan istilah ACTION (Wina
Sanjaya, 2011), yaitu :
1) Access,
kemudahan akses, penggunaan media oleh guru dan siswa, kebijakan, dll.
2) Cost,
biaya yang dibutuhkan, yang disesuaikan dengan kemampuan dan pemanfaatannya.
3) Technology,
mempertimbangkan teknologi yang tersedia dan kemuadahan penggunaannya.
4)
Interactivity, Media
berssifat interaktif, sehingga memberi komunikasi dua arah.
5) Organization,
terkait dukungan organisasi, pimpinan, dan pengorganisasiannya.
6) Novelty,
meliputi kebaruan media yang kita pilih.
5.
Prinsip-prinsip
Penggunaan Media Pembelajaran
Untuk menggunakan media dalam pembelajaran, aagar media benar-benar
mendukung proses pembelajarn, maka ada beberapa prinsip penggunaan media (Wina
Sanjaya, 2011) yaitu :
1) Media
yang digunakan guru haruslah sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
2) Media
yang digunakan haruslah sesuai dengan materi pembelajaran, media hendaklah
sesuai dengan kekompleksitasan materi
3) Media
pembelajaran haruslah sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa.
4) Media
yang digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisien.
5) Media
yang digunakan haruslah sesuai dengan kemampuan guru
menggunakannya/mengoperasikannya.
Dari
berbagai prinsip –prinsip ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ada banyak prinsip
yang perlu kita perhatikan, yang pada intinya adalah pemilihan dan penggunaan
media harus sesuai dengan kebutuhan, tujuan, karakteristik siswa, serta akses
penggunaan media tersebut.
Berdasarkan paparan di
atas dapat diketahui bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan/menyampaikan pesan pembelajaran yang menyebabkan pembelajaran
menjadi efektif dan efesien, dengan adanya usaha dalam memberikan inovasi untuk
pengembangan media pembelajaran.
B. Media
Pembelajaran Interaktif
Media pembelajaran mempunyai
peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Media berfungsi untuk
tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media tersebut harus
melibatkan siswa dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga siswa tersebut dapat
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Arsyad (2011:100) “konsep
interaktif dalam pembelajaran paling erat kaitannya dengan media berbasis
komputer”. Intraktif berarti bersifat saling mempengaruhi. Pada pembelajaran
interaktif berarti antara pengguna (user)
dan media (program) ada hubungan timbal balik, user memberikan respon terhadap permintaan/tampilan media
(program), kemudian dilanjutkan dengan penyajian informasi/konsep berikutnya
yang disajikan oleh media.
Pembelajaran interaktif juga
berarti suatu cara atau teknik pembelajaran yang digunakan guru pada saat
menyajikan bahan pelajaran dimana guru pada saat pameran utama dalam
menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yaitu interaksi antara guru
dengan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan media pembelajaran dalam
menunjang tercapainya tujuan belajar.
Arsyad (2011:85) mengemukakan
langkah-langkah dalam mengembangkan pembelajaran interaktif sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi pokok bahasan pelajan.
2.
Mengembangkan sajian pembelajaran yang mencakup semua
informasi yang diharapkan siswa harus dikuasai.
3.
Membaca/mengamati keseluruhan penyajian dan menentukan dimana
dialog-dialog interaktif dapat digabung dan disisipkan.
4.
Menetapkan informasi yang diinginkan dari siswa; kembangkan
pertanyaan atau strategi lain yang memerlukan keikutsertaan siswa menganalisis,
mentesis, mengevaluasi dan membuat keputusan.
5.
Menentukan pesan-pesan yang ingin disampaikan dengan kegiatan
interaktif.
6.
Menetapkan butir-butir diskusi penting; butir-butir penting
ini dapat disajikan setelah melibatkan siswa dalam diskusi atau kegiatan
strategis lainnya.
Dengan demikian
pembelajaran interaktif merupakan alat atau sarana yang dapat merangsang siswa
untuk melakukan aktivitas belajar secara aktif, karena adanya kesempatan untuk
menggali dan menemukan konsep pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru
hendaknya dapat merancang media pembelajaran interaktif untuk menciptakan
kondisi belajar yang kondusif sehingga mampu memacu minat siswa dan tujuan
pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.
C.
Model
Assure
Semua Pembelajaran yang efektif
memerlukan perencanaan yang cermat. tidak terkecuali mengajar dengan teknologi
pembelajaran dan media. Beberapa aspek
pengajaran dan pembelajaran telah tinggal terus-menerus selama bertahun-tahun,
seperti tahap progresif atau "peristiwa pembelajaran" yang terjadi
(Gagne, 1985). Penelitian telah menunjukkan bahwa pelajaran yang dirancang
dengan baik dimulai dengan gairah minat siswa dan kemudian melanjutkan untuk
menyajikan materi baru, melibatkan siswa dalam praktek dengan umpan balik,
menilai pemahaman mereka, dan memberikan kegiatan tindak lanjut yang relevan.
Model ASSURE menggabungkan semua peristiwa pembelajaran ini.
Penggunaan
teknologi dan media dalam
pembelejaran merupakan suatu hal yang sangat penting. Namun untuk memilih dan
menggunakan suatu media ada banyak hal yang perlu kita perhatikan, terutama
berkatian dengan tujuan, materi dan karakteristik siswa. Hal ini sangat penting
karena sesuai dnegan pengertian media, yang merupakan sarana yang mengantarai
penyampaian pesan dari guru kepada siswa. Agar penyampaian pesan itu tepat
sasaran maka guru benar-benar harus harus teliti dalam memilih dan menggunakan
media. Sesuai dengan pemanfaatannya, media ada yang digunakan oleh guru dan ada
yang dirancang oleh guru. Perancangan media pembelajaran ini perlu dilakukan
guru, mengingat sekarang ada begitu banyak informasi yang dapat membantu siswa
belajar disamping guru.
Bergesernya
peran guru sebagai fasilitator membuat guru harus bisa merancang suatu pembelajaran
yang menggunakan teknologi dan media pembelajaran yang baik untuk memfasilitasi
siswanya belajar. Dan salah satu cara terbaik untuk merancang pembelajaran dan
media adalah dengan model ASSURE. Model ASSURE merupakan suatu model untuk
merancang pengajaran yang efektif, yang dirancang dimulai dengan menganalisis
minat siswa, penyajian materi, malibatkan siswa dalam praktek dengan umpan
balik, menilai pemahaman mereka dan memberikan kegiatan tindak lanjut yang
relevan (Smaldino, 2012). Dengan model ASSURE ini guru bisa merancang
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran dengan lebih baik, karena
meliputi semua hal yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran.
1.
Analisis Pelajar (Analysis Learner)
Model ASSURE merupakan salah satu pendekatan
sistematis untuk menganalisis karakteristik siswa, yang nantinya akan
berpengaruh terhadap kemampuan belajar siswa. Analisis siswa ini perlu
dilakukan untuk mendapatkan berbagai informasi yang kita butuhkan dalam
merancang strategi pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan spesifik siswa.
Ada tiga faktor kunci yang diperhatikan dalam analisis pelajar, yaitu :
a.
Karakteristik Umum
Untuk memenuhi kebutuhan siswa guru perlu memahami
karakteristik umum yang mempengaruhi belajar siswa. Adapun berbagai jenis
karakteristik umum ini adalah gender, suku, sikap dan ketertarikan. Dalam
merencanakan pembelajaran guru hendaknya dapat memperhatikan perbedaan usia
anak didiknya, karena ini akan berkaitan dengan pola perilaku dan kemampuan
siswa dalam belajar. Begitu juga dengan gender, ini perlu dipertimbangkan guru
saat ingin mengadakan pembelajaran berkelompok pada tingkat SMP, penyatuan
siswa dengan perbedaan gender mungkin akan mempengaruhi perhatian dan keaktifan
siswa. Hal yang sama pada latar belakang suku, hendaknya materi yang
disampaikan siswa dilengkapi dengan contoh yang dekat dengan latar belakang
suku dan budaya siswa.
Sedangkan untuk analisis sikap dan ketertarikkan
dapat dilihat dengan melakukan perbincangan dan mengamati perilaku siswa. Ketertatikan
siswa terhadap mata pelajaran memang berbeda-beda, karenanya dibutuhkan penggunaan
media yang tepat , begitu juga halnya dengan pengalaman mereka.
b.
Kecakapan dasar spesifik
Sebagaimana yang diungkapkan Dick
&Carey,(2001) dalam Smaldino (2012) penelitian mengungkapkan bahwa
pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya tentang suatu objek tertentu
mempengaruhi bagaimana dan apa yang mereka bisa pelajari lebih banyak daripada
yang dilakukan sifat psikologi apa pun. Karena itulah penting bagi guru untuk
menganalisis kecakapan dasar spesifik melalui sarana formal dan informal.
Misalnya melalui pelaksanan ujian masuk, untuk melihat kemmapuan prayarat
siswa, yang dibutuhkan untuk mengikuti pembelajaran. Dengan mengidentifikasi
kompetensi dasar spesifik siswa guru bisa menyesuaikan dnegan jenis tujuan,
sehingga guru bisa memberikan perbaikan sebelum masuk mata pelajaran.
c.
Gaya belajar
Gaya belajar merupakan serangkaian sifat
psikologis yang menetukan bagaimana siswa merasa, berinteraksi, dan merespons
secara emosional lingkungan belajarnya. Menurut Gardner (Smaldino, 2008) Setiap
anak memiliki kecerdasan dan cara belajar yang berbeda beda, karenanya guru
haruslah mempertimbangkan gaya belajar siswa. Dengan memahami:
1) Kekuatan
dan preferensi konseptual, dimana setiap siswa punya gerbang sensorik (visual,
audiotori, jasmani dan kinestetik yang berbeda yang mempengaruhi keterlibatan
belajarnya.
2) Kebiasaan
memproses informasi /gaya pikiran, menurut Butler (Smaldino, 2008) ada 4 cara
pemprosesan informasi, yaitu pelajar berurutan konkret, pelajar acak konkret,
pelajar berutan abstrak, pelajar acak abstrak.
3) Motivasi,
Menurut Keller (1987)(dalam Smaldino 2008) ada 4 aspek motivasi yaitu model
ARCS yang perlu diperhatikan guru, yaitu bperhatian (attention), Relevansi
(Relevance), Percaya diri (Confidence), dan kepuasan (satisfaction).
4) Faktor
fisiologis , terkait dengan perbedaan gender, kesehatan dan kondisi lingkungan
yang mempengaruhi pembelajaran.
5) Penilaian
gaya belajar, menurut Dunn dan Dunn(1992)(dalam Smaldino 2008) mengembangkan
sekumpulan instrumen standar untuk menilai gaya belajar dan preferensi
lingkungan para pelajar.
Semua ini perlu dipertimbangkan oleh guru, agar guru bisa menyesuaikan
pembelajarannya dengan lebih baik, sesuai dengan gaya belajar siswa dan
memenuhi kebutuhan individual siswa.
2.
Menyatakan
Standar dan Tujuan (State Objectives and Standar)
Dalam merancang suatu pembelajaran, setelah
melakukan analisis siswa, kita perlu menetapkan standar dan tujuan yang akan
dicapai, yakni mengenai apa yang menjadi hasil belajar siswa. Merumuskan tujuan ini berdasarkan pada
standar kurikulum yang digunakan di sekolah.
a.
Pentingnya standar dan tujuan
Menetapkan standar dan tujuan sangatlah penting,
karena standar dan tujuan ini adalah dasar bagi kita untuk memilih strategi,
teknologi dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Dasar untuk melakukan penilaian hasil
belajar, dasar untuk ekspektasi belajar siswa.
b.
Merumuskan ABCD tujuan belajar dengna baik
Untuk menentukan
tujuan belajar kita perlu menetapkan ABCD, Yakni:
1) Audience,
yakni sasaran tujuan, guru perlu menentukan dengan jelas sasaran dari tujuan
pembelajaran itu sendiri, misalnya siswa kelas X SMK.
2) Behaviour
(perilaku), inti dari tujuan adalah kata kerja yang menjelaskan kemampuan baru
yang didapatkan siswa setelah mengikuti pembelajaran, artinya tujuan belajar
itu berkenaan dengan perubahan perilaku siswa, setelah mengalami pembelajaran.
3) Condition
(Kondisi), yakni suatu kondisi dimana siswa akan bekerja dan belajar, yang
kemudian dinilai oleh guru, misalnya buku, lembar kerja, dll.
4) Degree
(tingkat), yakni tujuan mengindikasikan standar /kriteria penilaian satu
pembelajaran.
c.
Tujuan belajar dan perbedaan individual
Tujuan
belajar hendaknya disesuaikan dengan kemampuan belajar siswa secara individual.
Tujuan belajar dimaksudkan untuk menyediakan tingkat minimum pencapaian yang
diharapkan. Dengan karakteristik yang berbeda siswa bisa belajar insidental
dengan tujuan yang spesifik dan mendukung perbedaan individual.
BAGAI
MALAIKAT TANPA SAYAP
Ibu..
Engkau inspirasiku..
Aku berkelena ke ujung dunia
Bayangmu selalu ada disampingku
Secerca harapan darimu
Ku jadikan pedoman di setiap langkahku
Dalam doamu selalu tersebut namaku
Kau tameng dalam hidupku
Kau penyemangat terbaik dalam hidupku
Kau bagai malaikat tanpa sayap untukku
Engkau segalanya untukku
Aku tanpamu bagai angin tanpa arah
Engkau bagai lautan samudera
Tempat mencurahkan segala kegundahan hati
Ibu...
Terimakasih atas kasih sayangmu
Terimakasih atas perjuanganmu
Terimakasih atas perhatianmu
Terimakasih atas setiap tetesan keringat yang tercurah untuk anakmu
Terimakasih atas pengorbananmu
Ibu..
Maafkan amarahku
Maafkan keegoisanku
Maafkan kenakalanku
Maafkan aku atas airmatamu
Ibu.. engkau cahaya penerang dalam hidupku
Jika orang bertanya padaku siapa pahlawanku? Pastilah engkau Ibu jawabanku..
Ibu..
Engkau inspirasiku..
Aku berkelena ke ujung dunia
Bayangmu selalu ada disampingku
Secerca harapan darimu
Ku jadikan pedoman di setiap langkahku
Dalam doamu selalu tersebut namaku
Kau tameng dalam hidupku
Kau penyemangat terbaik dalam hidupku
Kau bagai malaikat tanpa sayap untukku
Engkau segalanya untukku
Aku tanpamu bagai angin tanpa arah
Engkau bagai lautan samudera
Tempat mencurahkan segala kegundahan hati
Ibu...
Terimakasih atas kasih sayangmu
Terimakasih atas perjuanganmu
Terimakasih atas perhatianmu
Terimakasih atas setiap tetesan keringat yang tercurah untuk anakmu
Terimakasih atas pengorbananmu
Ibu..
Maafkan amarahku
Maafkan keegoisanku
Maafkan kenakalanku
Maafkan aku atas airmatamu
Ibu.. engkau cahaya penerang dalam hidupku
Jika orang bertanya padaku siapa pahlawanku? Pastilah engkau Ibu jawabanku..
Langganan:
Postingan (Atom)